Rabu, 11 Juli 2012

ekspresi tangisan bayi



Terinspirasi dari postingan blogku yang berjudul Godaan setan ketika bayi baru lahir maka akupun iseng-iseng nyari gambar-gambar ekspresi bayi yang lagi nangis, seperti biasa, tanyanya sudah pasti ke mbah google. Berikut beberapa gambar hasil pencarianku:
nah lucu-lucu kan ekspresinya, masih polos, tatapan matanya masih suci..

sumber; banyak banget dari mana aja,,


Godaan setan ketika bayi baru lahir



Kisah islamiah sore dengan kisah jin yang bernama setan. Ketika bayi baru saja dilahirkan, maka orang tuanya disyariatkan untuk mengazani telinga kanan si bayi dan memberi bacaan iqomah di telinga kirinya. Hal tersebut dilakukan untuk menjauhkan si bayi dari godaan setan. Setan ini akan mengganggu manusia sejak pertama lahir.

Berikut Kisahnya
Ada sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang bayi pun dari anak Adam yang terlahir kecuali ia pasti mendapat tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa as).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan setan.” (HR. Muslim). Dari hadits di atas dijelaskan bahwa semua manusia, entah itu orang tuanya muslim atau tidak, ketika bayi lahir maka akan didatangi setan dan diganggu pada saat dilahirkan. Datangnya setan pada saat itu adalah untuk menancapkan tusukan ujung jarinya pada kedua mata anak Adam.
Setan Mencari Pengikut.
Tujuan setan menusukkan jarinya tersebut adalah setan berharap kelak di kemudian hari, anak Adam tersebut menjadi pengikut setianya. Matanya tidak bisa “MELIHAT” dengan benar antara yang baik dan yang jahat.
Kebaikan akan tampak menjadi bayang-bayang yang samar sehingga ia akan enggan menuju ke arah kebaikan tersebut. Kejahatan akan tampak seperti kilauan cahaya yang snagat meggiurkan sehingga ia akan berlari untuk menyongsongnya.
Oleh karena itu, Rasululah SAW memberi tuntunan kepada umatnya agar terhindar dari gangguan setan pada saat bayi dilahirkan.
Pertama.
Dengan diazani pada telinga kanannya dan diiqamatkan pada telinga kirinya. Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ajarkanlah kalimat ‘Laa ilaaha Illallahu’ kepada anak-anakmu sebagai kalimat pertama yang mereka dengar.” (HR. Al-hakim).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa yang mendapati seorang bayi yang dilahirkan, kemudian diazankan di telinga kanannya dan diiqamatkan di telinga kirinya, maka ia tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan (setan yang selalu mengganggu anak kecil).” (HR. Ibn Sunny dari Hasan ibn Aki ra). Menurut Rasululah SAW, setan akan ketakutan dan berlari sejauh-jauhnya apabila mendengar suara azan.
Kedua.
Hal kedua yang bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir adalah dengan dibacakan surat Al Ikhlas pada kedua telinganya. Imam Muhyiddin ABi Zakaria Yahya dalam kitabnya Al Adzkar Al Nawawiyyah menjelaskan bahwa Rasullah SAW membacakan surat Al khlas pada telinga anak yang baru dilahirkan.
Ketiga.
Dengan mendoakan bayi yang baru dilahirkan. Untuk meghindari bisikan setan pada bayi adalah dengan membacakan Surat Ali Imran ayat 36 dengan maksud untuk memohonkan perlindungan Allah SWT untuk anak yang baru dilahirkan agar terhindar dari godaan setan yang terkutuk. فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya:
Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
Doa keselamatan dan perlindungan untuk anak.
“Ya Allah, kumohon perlindungan kepada-Mu untuk anak ini dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan dan kesusahan, dan dari pandangan mata yang menyakitkan.”
(HR. Bukhari).



sumber; http://dimasajiyudabhakti.wordpress.com/2012/01/28/godaan-setan-ketika-bayi-baru-lahir/#comment-35

dosa 24 jam


Lihatlah akun facebook anda, perhatikan foto profil anda dan foto-foto pada album anda, apakah anda yakin  pada foto tersebut aurat anda tertutup sempurna?

anda sudah tahu?
lelaki yang melihat yang melihat aurat wanita dengan sengaja akan berdosa...!

anda sudah tahu?
wanita yang memperlihatkan dengan sengaja auratnya akan menanggung dosa dua kali lipatnya...!

silahkan anda lihat saja video berikut...


Selasa, 10 Juli 2012

Menghargai Kerja Keras


Ketika seorang pemuda berjabatan tangan dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah mencium tangan pemuda itu sambil mengatakan, “Inilah kedua tangan yang dicintai Allah SWT.” (HR Jamaah).
Kedua tangan pemuda itu keras dan agak kasar yang mencerminkan bahwa ia seorang pekerja keras yang tidak mengenal lelah. Tergambar pula dari raut wajahnya dan penampilan fisiknya. Ternyata sosok Muslim pekerja keras inilah yang dicintai dan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.
Memang, Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk selalu bekerja dan bekerja dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, mempersembahkan kerja dan amal yang terbaik (ihsan), baik dalam kaitannya dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia, bahkan dengan dirinya sendiri. Karena, hanya dengan cara inilah seorang Muslim akan meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia ini maupun di akhirat nanti. 
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS at-Taubah [9]: 105).
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu maka berjalanlah di segala penjurunya (bekerja keras) dan makanlah sebahagiaan dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS al-Mulk [67]: 15).
Rasulullah SAW sangat memuji orang yang berusaha dan bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, seperti digambarkan dalam hadis di atas dan hadis riwayat Imam Bukhari No 1.470; “Sesungguhnya seseorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak.” Juga dalam hadis yang lain riwayat Imam Bukhari No 2.072. “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri dan Nabi Dawud AS juga makan dari hasil usahanya sendiri.”
Bahkan, jika seseorang tertidur kelelahan karena mencari rezeki yang halal maka tidurnya itu akan dipenuhi dengan ampunan dari Allah SWT (HR Imam Tabrani). 
Sebaliknya, Rasulullah SAW sangat membenci bermalas-malasan, tidak mau bekerja. Dan, beliau selalu memohon perlindungan Allah SWT dari sifat malas. "Allahumma inni a'udzu bika minal 'ajzi wal kasali wal jubni wal harami wa a'udzu bika min fitnatil mahya wal mamat wa a'udzu mika min 'adzabil qabri" (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut, dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur).” (HR Bukhari).
Karena itu, kita harus bersyukur dan memberikan apresiasi (penghargaan) yang tinggi kepada generasi muda, seperti pelajar SMK yang telah berhasil membuat mobil dan merakit sebuah pesawat dengan kerja keras sendiri, di bawah bimbingan para gurunya dalam team work yang solid. Kita yakin masih banyak generasi muda harapan bangsa yang cinta kerja untuk membangun masa depannya dan masa depan bangsa dan masyarakatnya. Semoga kita dianugerahi kecintaan kepada kerja keras dan dijauhkan dari sifat lemah dan malas. Wallahu a’lam

Arti dan Manfaat Kerja Keras



Mengingat akan pentingnya kesuksesan dalam hidup, maka postingan kali ini saya ingin menyusun sebuah artikel tentang arti dan manfaat kerja keras. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa kerja keras adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hal apa pun. Sudah pasti kita memperoleh sesuatu itu bukanlah perkara yang gampang semudah membalik telapak tangan atau hanya dengan meminta, tapi sekali lagi harus dengan kerja keras.

Arti kerja keras bukanlah dalam arti yang sebenarnya yakni bahwa kita harus benar-benar bekerja dengan keras, bukan seperti itu. Kerja keras itu menunjukkan semangat yang menyala dan kemauan untuk memberi batasan pada diri kita sendiri yang sebenarnya bisa kita langgar. Batasan ini yang menjadi tolak ukur bahwa apakah benar kita bisa keras pada diri kita sendiri atau tidak. Contohnya begini, saya ingin sukses dan kaya padahal saya masih sering muncul rasa malasnya. Kita tahu bahwa malas dan sukses itu bertolak belakang. Maka dengan itu, kita bikin batasan buat diri kita bahwa saya tidak akan malas lagi supaya saya bisa sukses. Hemat saya seperti itu.

Jangan salah, melawan diri kita itu sendiri yang paling berat. Satu sisi kita ingin sekali memanjakan diri kita dengan bersantai sepanjang hari, tapi di satu sisi kita tahu bahwa jika saya bermalas-malasan maka tujuan saya akan semakin sulit tercapai. Tantangan seperti itu yang sangat berat kita lalui, dan tentu saja tidak heran bila banyak orang yang menyerah bila tantangan seperti ini yang mereka hadapi yakni menyangkut kemauan pribadi.

Jadi, sekali lagi, kerja keras itu bukan berarti harus melakukan pekerjaan fisik yang menguras tenaga dan bikin rentan stress. Apa kata dunia, kalau untuk mendapatkan kesuksesan kita harus jadi pemikul barang dulu. Pemikul barang cuma seedar contoh bukan untuk mendiskreditkan pekerjaan tertentu.

Terus, manfaat kerja keras seperti apa? Bukan hanya kesuksesan tetapi pengalaman hidup yang berharga. Bila kita bisa menempa diri kita untuk bisa lolos dalam melalui tantangan dan hambatan yang membuat kita tergoda untuk berhenti di tengah jalan, maka kita akan memiliki suatu keterikatan emosi yang lebih kuat akan makna sebuah semangat, percaya diri, kerja keras, dan kesuksesan.

Senin, 09 Juli 2012

Spiritual Kerja part 2



Fi Sabilillah, dengan syarat…
Membantu orang tua, mencukupi keluarga, mencukupi diri sendiri, membantu orang lain, dan memakmurkan bumi adalah tujuan-tujuan mulia dalam bekerja sehingga bernilai ibadah dan di jalan Allah. Mari kita wujudkan dengan mengindahkan syarat-syarat berikut:
1.      Pastikan bahwa jenis pekerjaan Anda dibenarkan oleh agama Islam. Seperti berdagang, bertani, memproduksi barang dan jasa, menjadi pegawai dan sebagainya. Rasulullah saw telah bersabda: “sesungguhnya Allah itu maha baik, dan tidak berkenan menerima kecuali yang baik”. (Hr.Muslim)
2.      Lakukan pekerjaan dengan itqan, yakni dengan professional. Ini berarti Anda melakukannyan dengan teliti, rapi dan penuh kesungguhan. Rasulullah saw telah bersabda: “sesunggauhnya Allah menyukai jika sesorang di antara kalian melakukan pekerjaan hendaknya melakukannya dengan iqtan/ professional”(Hr. Baihaqi)
3.      Indahkan rambu-rambu yang ditetapkan, jangan menerjangnya. Penuhi hak orang lain, dan jangan ambil hak yang bukan hak Anda. Berikan kemudahan, jangan menyulitkan. Hindari menimbun barang sehingga menyulitkan masyarakat. Ketika sedang mengotrol pasar, Rasulullah melihat tumpukan kurma yang sedang dijual. Di permukaan kurma itu bagus, namun ketika Rasullah memasukan tangan ke bagian dalam dari tumpukan tersebut, ternyata kualitasnya lebih jelek. Beliau kemudian bersabda: “siapa yang menipu kami, maka ia bukan bagian dari kami”(Hr. Muslim)
4.      Pekerjaan tidak akan mumbuat Anda lalai dari mengingat Allah. Allah berfirman: “hai orang-prang beriman, janganlah harta dan anak kamu membuat kamu lalai dari dzikrullah (mengingat Allah). Barang siapa melakukan yang demikian itu, maka mereka adalah orang-orang yang merugi”. (Qs. 63:9)
Spiritual Kerja        
1.      Pagi Penuh Berkah
Dengan terbitnya fajar, awal keberkahan di lembar hari yang baru mulai terbuka. Kalau burung-burung dengan lincahnya terbang dari satu pohon ke pohon yang lain dan berkicau gembira menyambut pagi, maka bagi orang beriman, pagi adalah harapan, pagi adalah semangat, pagi adalah power full, dan pagi adalah momentum sejarah baru.
Gorelah aktivitas kerja mulia sejak nafas menghirup segarnya udara pagi. Dan gapailah doa nabi Muhammad saw, doa keberkahan yang beliau peruntukkan secara special buat Anda bersama sekalian umat beliau yang mulai beraktivitas di pagi hari. Doa beliau: “Ya Allah, berkahilah umatku dalam aktivitas mereka di pagi hari” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi).
2.      Kerja Penuh Pahala
Sejatinya, tidak ada kiprah kerja sekecil apapun yang hilang percuma, walau tak seorangpun member penghargaan kepada Anda. Maka bekerjalah, dan yakinlah bahwa kerja Anda membawa manfaat. Bahkan ketika akan terjadi hari kiamat sekalipun dan Anda masih bisa melakukan suatu aktivitas kerja, maka lakukanlah, jangan tinggalkan karena beralasan sudah mau kiamat. Begitulah cara kita bekerja sebagai orang beriman karena yakin akan adanya pahala yang dijanjikan Allah.”not thing loose”. Rasulullah saw besabda: “jika terjadi hari kiamat, dan di tangan salah seorang dari kalian masih ada bibit tanaman, jika ia mampu menanamnya sebelum kiamat benar-benar terjadi, maka tanamlah” (Hr. Ahmad).
3.      Sore Penuh Ampunan
dan tibalah waktu sore, saat letih dan lelah setelah seharian kerja dengan maksimal. Namun Anda pantang berlangkah gontai dan bermuka masam. Pantang itu… pantang itu karena Anda telah meyakini janji Rasulullah saw, janji memeproleh ampunan Allah bagi siapa saja yang sepanjang hari berletih-lelah kerja FI SABILILLAH. Beliau bersabda: “barang siapa masuk waktu sore dalam keadaan letih karena bekerja dengan kedua tangannya, maka ia masuk waktu sore dalam keadaan memperoleh ampunan Allah” (Hr. Thabrani dalam almu’jam al-ausath).
Selamat menjelang waktu sore dan meraih ampunan Allah. Subhanllah…
4.      Malam Penuh Keridhoan
Dan tibalah saatnya istirahat di malam hari, bermalamlah dengan keridhoan Allah. Rasulullah saw bersabda: “barang siapa bermalam dalam keadaan letih karena mencari rizki yang halal, maka ia bermalam dalam keadaan Allah ridha terhadapnya” (Hr. Ibnu Abiddunya). []Ust. KH. Arwani Amin, Lc


sumber; labbaik Edisi 22 Tahun XXI juni 2012