
Arti
kerja keras bukanlah dalam arti yang sebenarnya yakni bahwa kita harus
benar-benar bekerja dengan keras, bukan seperti itu. Kerja keras itu
menunjukkan semangat yang menyala dan kemauan untuk memberi batasan pada diri
kita sendiri yang sebenarnya bisa kita langgar. Batasan ini yang menjadi tolak
ukur bahwa apakah benar kita bisa keras pada diri kita sendiri atau tidak.
Contohnya begini, saya ingin sukses dan kaya padahal saya masih sering
muncul rasa malasnya.
Kita tahu bahwa malas dan sukses itu bertolak belakang. Maka dengan itu, kita
bikin batasan buat diri kita bahwa saya tidak akan malas lagi supaya saya bisa
sukses. Hemat saya seperti itu.
Jangan
salah, melawan diri kita itu sendiri yang paling berat. Satu sisi kita ingin
sekali memanjakan diri kita dengan bersantai sepanjang hari, tapi di satu sisi
kita tahu bahwa jika saya bermalas-malasan maka tujuan saya akan semakin sulit
tercapai. Tantangan seperti itu yang sangat berat kita lalui, dan tentu saja
tidak heran bila banyak orang yang menyerah bila tantangan seperti ini yang
mereka hadapi yakni menyangkut kemauan pribadi.
Jadi,
sekali lagi, kerja keras itu bukan berarti harus melakukan pekerjaan fisik yang
menguras tenaga dan bikin rentan stress. Apa kata dunia, kalau untuk mendapatkan
kesuksesan kita harus jadi pemikul barang dulu. Pemikul barang
cuma seedar contoh bukan untuk mendiskreditkan pekerjaan tertentu.
Terus,
manfaat kerja keras seperti apa? Bukan hanya kesuksesan tetapi pengalaman
hidup yang berharga. Bila kita bisa menempa diri kita untuk bisa
lolos dalam melalui tantangan dan hambatan yang membuat kita tergoda untuk
berhenti di tengah jalan, maka kita akan memiliki suatu keterikatan emosi yang
lebih kuat akan makna sebuah semangat, percaya diri, kerja keras, dan kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar